REVIEW FILM Cowspiracy: The Sustainability Secret (2014)



Cowspiracy: The Sustainability Secret  |  2014  |  85 menit

Director: Kip Andersen (co-director), Keegan Kuhn (co-director)
Writers: Kip Andersen (co-writer), Keegan Kuhn (co-writer)

IMDb:
Documentary — 8.4/10

Latar Film:
Film tentang pencarian isu paling mendesak tentang perubahan iklim, gas efek rumah kaca, dan segala faktor yang memengaruhi keberlanjutan dunia.

Dari film ini, penonton akan belajar mengubah cara pandang tentang perubahan iklim, sebab dan akibatnya. Storylinenya mampu menjaga ketegangan penonton. Perbandingan-perbandingan untuk membuka wawasan sangatlah masuk akal. Serta pemberian solusi yang masuk akal juga untuk dilakukan oleh satu orang saja. Bisa dibilang film ini membuka wawasan yang luas. Bahkan yang terjadi di Indonesia juga tak luput dari pembahasan di film ini lho.

Menohok, berbobot, outstanding to inform!
So, lets watch this movie, a documentary movies.

Sumber gambar:amazon.ca


#CowspiracyTheSustainabilitySecret 2014  #film #documentary #movies
 

Jika blog ini menjadi salah satu referensi Anda, jangan lupa menyertakan blog ini dalam daftar rujukan Anda untuk menghargai karya orang lain dan pastinya menghindari plagiarisme. Terima kasih.

REVIEW FILM Se7en (1995)



Se7en (R) │ 1995 │127 menit

Director: David Fincher
Writer: Andrew Kevin Walker

IMDb:
Crime; Drama; Mystery - 8.6/10
1 nominasi Oscar , 25 penghargaan, dan 33 nominasi (top rated movies #22)

Latar Film:
Menceritakan perjalanan dua detektif yang mengusut kasus pembunuhan berantai. Dua detektif ini adalah detektif Mills (Brad Pitt) dan detektif Somerset (Morgan Freeman). Di tengah penyelidikan ditemukan petunjuk bahwa motif pembunuh berantai ini, yaitu 7 dosa mematikan. Pencarian petunjuk mendekati sampai mengarah kepada pelaku. Pencarian menjadi menarik karena perbedaan karakter dari kedua detektif tersebut, Mills detektif muda, sedangkan Somerset detektif berpengalaman yang akan pensiun setelah menyelesaikan kasus ini.

Film ini masih menyimpan tanda tanya besar para penontonnya. Bahkan sampai sekarang, masih banyak penonton yang setelah menonton film ini mencari artikel tentang “isi” kardus di adegan terakhir. Bagi mimin, film ini bikin geleng-geleng kepala. Ya, memang tak diragukan lagi kapabilitas David Fincher dalam meracik film. Ditambah film ini menjadi best editing di tahun tersebut. Kalau Brad Pitt dan Morgan Freeman tidak usah diulas lagi lah ya kemampuan aktingnya. Hehehe.

Storyline yang cerdas, banyak twist-nya, best editing, aktor, dan lain-lain menjadikan film ini pantas masuk di daftar film yang harus ditonton, apalagi bagi yang suka genre misteri, thriller. Menonton film ini harus mampu jeli dan ingat setiap detail yang ditunjukkan. Jangan sampai ada menit yang dilewatkan deh. Tunggu apa lagi? Ayo Nonton!

sumber gambar: impawards

Instagram: @yo_nonton
FB Page: @yoNonton

#ayononton #se7en #davidfincher #bradpitt #morganfreeman #film #crime #drama #mystery
 

Jika blog ini menjadi salah satu referensi Anda, jangan lupa menyertakan blog ini dalam daftar rujukan Anda untuk menghargai karya orang lain dan pastinya menghindari plagiarisme. Terima kasih.

REVIEW FILM Pulp Fiction (1994)



Pulp Fiction (R) | 1994 | 154 menit

Director: Quentin Tarantino
Writers: Quentin Tarantino (writer & stories), Roger Avary (stories)

IMDb:
Crime; Drama  -  8.9/10
Awards:
1 Oscar, 60 penghargaan, dan 68 nominasi lainnya

Latar Film:
Sebuah film dengan alur cerita non-linier yang wajib  ditonton. Kenapa dijelaskan alur ceritanya non linier? Karena dalam film ini dibagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama berjudul “Vincent Vega and  Marsellus Walace’s Wife” bagian ini menceritakan tentang seorang istri bos mafia yang diperankan oleh Uma Thurman yang pergi ke restoran dengan Vincent Vega (John Travolta), yang tidak lain ialah anak buah suaminya. Bagian kedua berjudul “The Gold Watch”. Pada bagian ini disajikan cerita tentang seorang petinju bernama Butch (Bruce Willis) yang melanggar perjanjian dengan seorang bos mafia, ia pun diburu oleh bos mafia tersebut. Memang ada aksi kejar-kejaran dan baku tembak ala film bergenre crime, namun yang paling memorable dalam bagian ini, yaitu ketika bos mafia tersebut disodomi oleh dua orang yang tak dikenal. Bagian terakhir, film ini berjudul “The Bonnie Situation”. Bagian ini menceritakan mengenai dua pembunuh bayaran yang  juga anak buah dari seorang bos mafia yang bernama Vincent Vega (John Travolta) dan Julles Winnfield (Samuel L. Jackson). Dalam bagian ini, keduanya melakukan hal bodoh yang berujung dengan mandi di pagi buta dan mereka pun berganti pakaian dari yang sebelumnya seorang pembunuh bayaran yang berpakaian necis lengkap dengan setelan jas dan sepatu kulit hitam, menjadi  dua orang yang akan pergi berlibur ke pantai dengan kaos dan juga celana alakdarnya.
Menonton film Quentin Tarantino ini diibaratkan seperti penonton dihadapkan dengan situasi stand up comedy. Emosi penonton dibangun pada awalnya, namun karakter Tarantino yang cerdas kemudian memutarbalikkan persepsi dengan membuat adegan-adegan yang mungkin tidak akan terpikirkan sebelumnya. Contoh, yaitu bos mafia yang dijadikan budak seks oleh dua laki-laki yang tiba-tiba muncul dalam cerita, seorang pembunuh bayaran yang membaca kutipan dalam kitab suci sebelum membunuh korbannya, dan masih banyak adegan-adegan yang membuat penonton berpikiran bahwa film ini ialah film gansgter yang berbeda dari yang lainnya.

Film yang rilis tahun 1994 ini banyak memasukkan unsur black comedy, dengan durasi film 2 jam 30 menit  dan banyak dialog di dalamya tidak akan membuat kalian bosan. Dialog-dialog yang ada pun bukanlah dialog yang cukup berat, seperti di film Godfather. Sebaliknya, dalam Pulp Fiction, percakapan yang ditampilkan ialah percakapan yang tidak penting-penting amat, tetapi itulah salah satu kekuatan dalam film. Seperti ciri khas film Quentin Tarantino yang lainnya, dialog yang ditampilkan vulgar karena banyak ditemukan kata nigger, fuck, dan motherfucker. Dengan banyaknya kata-kata vulgar, tidak serta merta membuat film ini mejadi garang. Kita tidak akan pernah menyangka akan muncul dialog “memijat kaki” sebelum si pembunuh bayaran bertemu korbannya, siapa juga yang akan menyangka bahwa dua orang yang terlibat makan malam romantis yang seharusnya berujung pada keduanya melakuakn adegan dewasa, diputar balikkan menjadi kekacuan karena sang wanita ditemukan overdosis narkoba.

Film inilah yang mengenalkan saya kepada sosok Quentin Tarantino hingga akhirnya saya tidak pernah kecewa dengan hasil karyanya yang lain seperti Inglourious Basterds, Django Unchained dan mungkin yang paling dikenal adalah Kill Bill. Yang saya sukai dari film-film karya Tarantino adalah dirinya pun ikut berperan menjadi aktor pendukung di dalamnya, atau biasa kita sebut dengan Cameo. Dalam film ini pun Tarantino ikut ambil bagian di bagian terakhir film. Apabila anda ingin melihat film gangster dengan cita rasa berbeda maka Pulp Fiction menurut saya ialah pilihan pertama. Dengan cerita yang sederhana namun menarik untuk diikuti,  didukung dengan aktor dan aktris yang cukup berpengalaman, adegannya yang saya rasa cukup satir dan sarkas, tidak perlu diragukan lagi menonton Pulp Fiction ialah pilihan terbaik apabila kita bosan dengan film gangster mainstream yang sudah sering kita lihat sebelumnya.
 - SAT -

sumber gambar: Wikipedia

Instagram: @yo_nonton
FB Page: yoNonton

Jika blog ini menjadi salah satu referensi Anda, jangan lupa menyertakan blog ini dalam daftar rujukan Anda untuk menghargai karya orang lain dan pastinya menghindari plagiarisme. Terima kasih.

REVIEW FILM Wind River (2017)




Wind River (R) │ 2017 │107 Menit

Director: Taylor Sheridan
Writer: Taylor Sheridan
Stars: Jeremy Renner, Julia Jones, Elizabeth Olsen

IMDb
:
Crime; Drama; Mystery    7.8/10

Rotten Tomatoes:
87% Fresh (180); 13% Rotten (47)  (7.6/10)

Awards:
Top Ten Independent Film – 2017 National Board of Review
Un Certain Regard for Best Director – 2017 Cannes Film Festival
 
Latar film:
Wind River, wilayah reservasi suku Indian, State of Wyoming, Amerika Serikat diangkat sebagai judul film ini. Sebuah thrilling murder mystery yang menceritakan penelusuran penyidikan agen FBI pemula, Jane Banner (Elizabeth Olsen) yang diselimuti berbagai kendala di tengah musim dingin yang sedang melanda negara bagian Amerika Serikat ini. Kasus pembunuhan dibuka setelah ditemukannya mayat seorang gadis Indian membeku di tengah gurun salju wilayah setempat. Dengan bantuan sheriff Ben (Graham Greene) dan ditemani Cory Lambert (Jeremy Renner) seorang pemburu yang akrab dengan kondisi cuaca ekstrim, penelusuran untuk mengungkap fakta di balik kematian gadis tersebut dilakukan.

Hamparan salju yang masif akan banyak ditemui dalam film yang juga ditayangkan perdana di salah satu ajang film independen bergengsi di Cannes ini. Salah satu pemandangan yang cukup langka ditambah dengan tema dan alur film yang mengangkat moral melalui keseharian suku indian di tengah masyarakat jaman sekarang. Tidak perlu lebih dalam lagi, setting mencekam film ini berhasil sutradara (Taylor Sheridan) sampaikan di sepanjang adegan dan disajikan dengan latar yang dalam dan dingin.  Dari alur cerita maupun keaktoran, film ini menampilkan beberapa native american yang sukses mendukung ketegangan. Semua berpadu menjadi thriller yang eksotis dalam balutan salju musim dingin.
- Bismo Firmanto -

sumber gambar: IMDb

IG: @yo_nonton
FB Page: @yoNonton



Jika blog ini menjadi salah satu referensi Anda, jangan lupa menyertakan blog ini dalam daftar rujukan Anda untuk menghargai karya orang lain dan pastinya menghindari plagiarisme. Terima kasih.

CARA GRADING ATAU KATROL NILAI DENGAN SPREADSHEET ATAU EXEL

  Di atas adalah preview dokumen spreadsheet untuk grading atau katrol nilai dengan objektif. singkat saja, pasti yang cari sedang bingung k...