DINAMIKA DANGDUT KINI: Korelasi Via Vallen "Sayang" dengan Daging Kambing (Sebuah Kajian Ngalor-ngidul)

Bertepatan dengan hajat Qurban, maka kajian ngalor-ngidul kali ini sangat tepat sekali membahas lagu dangdut berbumbu rap.

Saya sudah menyelidiki asal usul rap yang muncul di lagu produk asli Indonesia ini. Pastinya, para pembaca ini sangat sering sekali mendengar lagu dangdut, bisa dangdut koplo jawa, dangdut banyuwangian, mana pun asal dangdut ber-Rap, kan?
Apalagi kalau hampir tiap hari menggunakan angkutan umum, elf/bison, bis, angkot, nah kalau ojek, pesawat, dan kereta mungkin tidak.

Diusut, setahun terakhir ini bermunculan dangdut berbumbu rap dengan bahasa lokal (bergantung dangdut mana?), Karena apa? Karena bertepatan dengan hari raya kambing.
Detak jantung sang pembuat lagu memiliki perbedaan di tengah pembuatan sebuah lagu. Pencipta lagu mengonsumsi olahan kambing, ---sate, gule, sop, rawon dari daging kambing--- ketika di tengah proses pembuatan lagu-lagu. Dan karena itu terdapat perbedaan bpm di sebuah lagu.

Lagu dangdut yang saya usut yaitu, "Sayang" yang dipopulerkan Via Vallen.
Dari awal sampai bridge "Meh sambat kalih sinten..." bertempo 70 bpm, selepas bridge menjadi 140 bpm. Itu tandanya ada dinamika di lagu dangdut itu. Ya, musik pun mengikuti zaman dengan caranya sendiri.

NB:
Tempo. Tempo menandakan seberapa cepat lagu dimainkan. Istilah modern untuk tempo adalah BPM atau Beats per Minute, yaitu berapa banyak ketukan yang terjadi dalam waktu 60 detik. Dalam pengetahuan musik klasik, tempo ditandai dengan istilah-istilah bahasa Italia seperti Adagio, Allegretto, dan Presto, yang masing-masing memiliki kecepatan tertentu. Namun, untuk produksi musik modern menggunakan piranti lunak, lebih mudah menentukan kecepatan lagu menggunakan BPM. (http://mahirmenulislagu.com/beat-bar-time-signature-tempo/)

LANJUT.
Rap muncul di bagian lagu yang ber-70 bpm, lalu rap tidak ada ketika beat diduakalilipatkan (140 bpm).

Penonton Via Vallen pun bisa berjoget ala anak reggae (karena musik reggae bermain di 60-90 bpm) dan berjoget ala anak diskotik (karena musik-musik sejenis yang diputar disana 130-145 bpm).

Kenapa lagu "Sayang" ini berhasil membuat penonton berjingkrak-jingkrak? Kalau kamu pernah menonton film "We Are Your Friends" yang rilis tahun 2015, kalian akan paham. Di bagian sebuah film dijelaskan bahwa jika ingin berhasil membuat orang "terhipnotis" oleh lagu, mulailah dari beat yang sama dengan denyut jantung lalu digiring ke beat yang cepat secara bertahap, maka penonton/pendengar secara otomatis akan jingkrak-jingkrak pada akhirnya. Dan itu diaplikasikan oleh pembuat lagu atau musik komposer "Sayang".

Olahan kambing berpengaruh besar atas kedinamikaan lagu dangdut di Indonesia. Dari kajian ngalor-ngidul kali ini, menjadi tahu bahwa tidak untuk kesehatan saja manfaat dari kandungan daging kambing, bahkan sampai ke perihal musik.

Sekian, ujung kalimat, berdayakan kambing, sapi, unta, kebo, beserta hewan ternak lainnya dan selamat Hari Raya Idul Adha.

MALANG - 2017


Jika blog ini menjadi salah satu referensi Anda, jangan lupa menyertakan blog ini dalam daftar rujukan Anda untuk menghargai karya orang lain dan pastinya menghindari plagiarisme. Terima kasih.

CARA GRADING ATAU KATROL NILAI DENGAN SPREADSHEET ATAU EXEL

  Di atas adalah preview dokumen spreadsheet untuk grading atau katrol nilai dengan objektif. singkat saja, pasti yang cari sedang bingung k...