Apresiasi (Analisis) Novel Aroma Karsa - Dewi Lestari: Sebuah Pencarian Diri Seorang Jati (Secuil Resensi)


Membaca Aroma Karsa seperti bernostalgia dengan Partikel, tetapi di semesta yang lebih kompleks lagi. Terlempar oleh petualangan-petualangan pencarian kebenaran atau malah eksistensi diri. Aroma Karsa dihadirkan melalui dua versi, cetak dan digital. Saya tergolong pembaca versi cetak. Di akhir Aroma Karsa, Dee menjelaskan bahwa bisa membaca kisah belakang layar buku ini melalui deelestari.com dengan judul “Aroma Karsa: Catatan Penutup”. Kubukalah itu.
Dalam catatan itu, Dee menjelaskan beberapa poin. Pertama, tentang perjalanan riset dan proses kreatifnya. Kedua, perbedaan versi cetak dan digital. Ketiga, sinergi dua format: Digital & Cetak, Ke-empat, sequel or no sequel? Dan di akhir catatan, Dee melampirkan daftar revisi pertama.
Ada perbedaan antara versi cetak dan digital, sebagai pembaca tentunya, Aroma Karsa memberikan pengalaman baca yang baru sekaligus memberikan pengalaman baru di perindustrian buku. Ya, Dee memaparkan bahwa versi cetak dan digital bukanlah kompetitor, melainkan komplementer. Relasi yang tepat bagi keduanya adalah “dan” bukan “atau”.
Terlepas dari itu, tentunya pembaca memiliki segmen sendiri, ada yang menikmati dua versi sekaligus, dan mungkin ada yang menikmati satu versi saja, cetak atau digital. Bagi yang menikmati versi cetak (kususnya cetakan pertama), disarankan untuk mengunduh daftar revisi pertama di akhir “Aroma Karsa: Catatan Penutup”.
Dee dirasa bertransformasi, tulisannya kini lebih lugas, tetapi tetap indah. Meskipun ingin menghadirkan dunia baru bagi pembaca melalui sudut pandang Jati dan Suma, Dee tidak sampai repot-repot menggunakan banyak terminologi seperti di Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh.
Saya sangat menikmati petualangan-petualangan di semesta serba baru ini. Saya meyakini usaha Dee sangatlah keras mengingat bahwa yang dideskripsikan adalah sebuah bau. Dan Dee sukses membawa keseruan sekaligus membuka cakrawala perbauan.

Dee memang bertransformasi, namun Dee tetaplah Dee.
Dee yang suka menghadirkan perjalanan pencarian diri.
Sebuah intuisi alami.
Mendorong sampai batas tak kasat mata, imajinasi manusia itu sendiri.

Jika blog ini menjadi salah satu referensi Anda, jangan lupa menyertakan blog ini dalam daftar rujukan Anda untuk menghargai karya orang lain dan pastinya menghindari plagiarisme. Terima kasih.

REVIEW FILM The Hateful Eight (2015)


The Hateful Eight (R) │ 2015 │187 menit
.
Director: Quentin Tarantino
Writer: Quentin Tarantino
.
IMDb:
Crime; Drama; Mystery –  7.8/10
1 Oscars
39 Penghargaan & 113 Nominasi lainnya.
Rotten Tomatoes:
75% (Tomatometer) – 76% (Audience Score)

Latar Film:
Di tengah badai salju yang hebat, beberapa pembunuh bayaran saling bertemu tanpa sengaja. Mereka berusaha menemukan tempat untuk berlindung dari dinginnya badai salju sebelum menuju ke kota tujuan, Red Rock, untuk menukarkan tahanan menjadi uang. Dalam pencarian dan usahanya itu, mereka bertemu dengan beberapa orang dan peristiwa-peristiwa pun dimulai.
.


Siapa yang tidak tahu Quentin Tarantino? Yep, sutradara yang dikenal dengan deretan film crime khasnya. Ini merupakan filmnya yang ke delapan (muncul di awal credit). Penonton harus sudah siap dengan crime dan misteri yang cenderung “gelap”, selain itu penonton dijamin kenyang melihat darah dan kekerasan. Fiuh. Mungkin itu juga bisa dijadikan indikasi rating dari Rotten Tomatoes. Pastikan sudah makan ya sebelum menonton film ini. Tetapi tenang, bukan berarti tidak ada humornya ya, ada, tapi pasti “gelap” juga. Ehehehe.
.
Samuel L. Jackson sepertinya erat sekali dengan Quentin sejak Pulp Fiction, terbukti Samuel juga menjadi tokoh pembawa tema dalam film ini. selain kenyang akan kekerasan dan darah, seperti biasa, Quentin tak membiarkan ceritanya yang klise ala Hollwood. Banyak twist dan yang pasti plot yang tidak linear membuat film ini bukan film biasa.
.
Yang suka Quentin Tarantino, tontonlah film ini. tetapi jangan lupa sudah makan karena film ini tergolong film yang panjang untuk genre crime mystery. Bersiaplah masuk ke dunia para pembunuh bayaran!
.
Sumber gambar: https://www.movieposter.com/posters/archive/main/228/MPW-114246
Instagram: @usai_nonton
FB Page: @usainonton
Blog: katabersua.blogspot.com

#usainonton #TheHatefulEight2015 #film #drama #crime #mystery #reviewindonesia #QuentinTarantino #SamuelLJackson

Jika blog ini menjadi salah satu referensi Anda, jangan lupa menyertakan blog ini dalam daftar rujukan Anda untuk menghargai karya orang lain dan pastinya menghindari plagiarisme. Terima kasih.

REVIEW FILM American Beauty (1999)



American Beauty (R) │ 1999 │122 menit
.
Director: Sam Mendes
Writer: Alan Ball
.
IMDb:
Drama – 8.4/10
5 Oscars
104 Penghargaan & 99 Nominasi lainnya.
Top Rated Movies #64
Rotten Tomatoes:
88% (Tomatometer) – 93% (Audience Score)

Latar Film:
Seorang ayah, Lester (diperankan oleh Kevin Spacey) yang sedang mengalami krisis paruh baya bertemu dengan teman baik putrinya. Pertemuan itu ternyata membuatnya jatuh ke dalam kondisi frustasi karena sudah lama tidak terpenuhi hasrat seksualitasnya. Pernikahannya yang sudah bertahun-tahun juga membawa masalah lain yang justru memotivasi Lester melakukan sesuatu untuk memenuhi pencariannya.
.
Film ini mampu membuat penonton terkejut atas apa yang terjadi. Twist-twist muncul di luar praduga penonton. Sam Mendes hanya memberikan petunjuk kecil di awal film atas yang akan dialami si tokoh utama Lester.
.
Bagi penonton yang hafal dengan dengan Kevin Spacey, sosok antagonis di banyak film, maka di film ini penonton akan dibuat keheranan atas karakter si Lester yang protagonis sekaligus penuh teka-teki. Dan ya, atas kepiawaiannya, Kevin Spacey memenangkan Piala Oscar di tahun itu (2000).





Film ini digarap cukup outstanding oleh Sam Mendes (Best Director di Piala Oscar th. 2000) dengan didukung oleh banyak sisi. Film ini menyabet: Best Picture (Winner), Best Actor in a Leading Role (Winner), Best Actress in a Leading Role (Nominee), Best Director (Winner), Best Writing, Screenplay Written Directly for the Screen (Winner), Best Cinematography (Winner), Best Film Editing (Nominee), Best Music (Nominee).
.
So? Tidak perlu pikir panjang. Film drama yang bisa dibilang gelap, asam, cerdas, dan juga provokatif untuk film ala-ala Hollywood yang rilis di tahun 90’an. Selamat menikmati suguhan storyline yang mengandung twist-twist dan kisah yang outstanding!
.
Sumber gambar: cinematerial.com
Instagram: @usai_nonton
FB Page: @usainonton
Blog: katabersua.blogspot.com
#usainonton #AmericanBeauty1999 #film#drama #reviewindonesia #SamMendes#KevinSpacey

Jika blog ini menjadi salah satu referensi Anda, jangan lupa menyertakan blog ini dalam daftar rujukan Anda untuk menghargai karya orang lain dan pastinya menghindari plagiarisme. Terima kasih.

REVIEW FILM Ready Player One (2018)


Ready Player One (PG-13) │ 2018 │140 menit
.
Director: Steven Spielberg
Writers: Zak Penn & Ernest Cline (screenplay), Ernest Cline (novel)
.
IMDb:
Action; Adventure; Sci-Fi – 8.1/10
Rotten Tomatoes:
78% (Tomatometer) – 80% (Audience Score)

Latar Film:
Seorang pencipta virtual reality world, yang disebut OASIS, meninggal. Dia memberikan tantangan kepada seluruh penggunanya dengan hadiah hak kepemilikan seluruh OASIS tersebut. Puncaknya adalah seorang peserta harus menemukan Easter Egg. Atas apa yang sedang terjadi, munculah petualangan-petualangan si Parzival/Wade (yang diperankan oleh Tye Sheridan) mencari Eeg Easter dan teman-temannya.
.
Film ini berlatar tahun 2044, saat semua manusia mulai bosan dengan realita dan tidak mau menghadapi masalah di dunia lagi. Latar tempat tidak jauh berbeda dengan film-film futuristic seperti Blade 2049 (2017) dan Mute (2018). Disini penonton akan disuguhkan prediksi kehidupan orang saat itu.
.
Film ini bisa dibilang sarat akan pesan moral, khususnya cara bersosial manusia kini. Hal ini juga sering disinggung dalam film melalui beberapa tokoh maupun petunjuk di tantangan yang diberikan. Steven Spielberg bisa dikatakan mampu secara utuh menyampaikan pesan itu dalam film ini. Terasa sekali bahwa kehidupan saat ini merupakan benih atas yang akan terjadi seperti dalam film tersebut, tahun 2044.
.
Penonton seolah-olah benar-benar masuk ke dalam OASIS. Melewati ketegangan-ketegangan dengan grafik yang epic juga! Ya bisa dibilang macam Final Fantasy.
.
Menyentuh, relevan, epic, dag dig dug dan banyak wow! Tontonlah, mumpung ada waktu, rugi kalau streaming. Hohoh.
.
Sumber gambar: movieposter.com
Instagram: @usai_nonton
FB Page: @usainonton
Blog: katabersua.blogspot.com
#usainonton #ReadyPlayerOne #film#action #adventure #scifi #reviewindonesia#tyesheridan #stevenspielberg


Jika blog ini menjadi salah satu referensi Anda, jangan lupa menyertakan blog ini dalam daftar rujukan Anda untuk menghargai karya orang lain dan pastinya menghindari plagiarisme. Terima kasih.

REVIEW FILM Cowspiracy: The Sustainability Secret (2014)



Cowspiracy: The Sustainability Secret  |  2014  |  85 menit

Director: Kip Andersen (co-director), Keegan Kuhn (co-director)
Writers: Kip Andersen (co-writer), Keegan Kuhn (co-writer)

IMDb:
Documentary — 8.4/10

Latar Film:
Film tentang pencarian isu paling mendesak tentang perubahan iklim, gas efek rumah kaca, dan segala faktor yang memengaruhi keberlanjutan dunia.

Dari film ini, penonton akan belajar mengubah cara pandang tentang perubahan iklim, sebab dan akibatnya. Storylinenya mampu menjaga ketegangan penonton. Perbandingan-perbandingan untuk membuka wawasan sangatlah masuk akal. Serta pemberian solusi yang masuk akal juga untuk dilakukan oleh satu orang saja. Bisa dibilang film ini membuka wawasan yang luas. Bahkan yang terjadi di Indonesia juga tak luput dari pembahasan di film ini lho.

Menohok, berbobot, outstanding to inform!
So, lets watch this movie, a documentary movies.

Sumber gambar:amazon.ca


#CowspiracyTheSustainabilitySecret 2014  #film #documentary #movies
 

Jika blog ini menjadi salah satu referensi Anda, jangan lupa menyertakan blog ini dalam daftar rujukan Anda untuk menghargai karya orang lain dan pastinya menghindari plagiarisme. Terima kasih.

REVIEW FILM Se7en (1995)



Se7en (R) │ 1995 │127 menit

Director: David Fincher
Writer: Andrew Kevin Walker

IMDb:
Crime; Drama; Mystery - 8.6/10
1 nominasi Oscar , 25 penghargaan, dan 33 nominasi (top rated movies #22)

Latar Film:
Menceritakan perjalanan dua detektif yang mengusut kasus pembunuhan berantai. Dua detektif ini adalah detektif Mills (Brad Pitt) dan detektif Somerset (Morgan Freeman). Di tengah penyelidikan ditemukan petunjuk bahwa motif pembunuh berantai ini, yaitu 7 dosa mematikan. Pencarian petunjuk mendekati sampai mengarah kepada pelaku. Pencarian menjadi menarik karena perbedaan karakter dari kedua detektif tersebut, Mills detektif muda, sedangkan Somerset detektif berpengalaman yang akan pensiun setelah menyelesaikan kasus ini.

Film ini masih menyimpan tanda tanya besar para penontonnya. Bahkan sampai sekarang, masih banyak penonton yang setelah menonton film ini mencari artikel tentang “isi” kardus di adegan terakhir. Bagi mimin, film ini bikin geleng-geleng kepala. Ya, memang tak diragukan lagi kapabilitas David Fincher dalam meracik film. Ditambah film ini menjadi best editing di tahun tersebut. Kalau Brad Pitt dan Morgan Freeman tidak usah diulas lagi lah ya kemampuan aktingnya. Hehehe.

Storyline yang cerdas, banyak twist-nya, best editing, aktor, dan lain-lain menjadikan film ini pantas masuk di daftar film yang harus ditonton, apalagi bagi yang suka genre misteri, thriller. Menonton film ini harus mampu jeli dan ingat setiap detail yang ditunjukkan. Jangan sampai ada menit yang dilewatkan deh. Tunggu apa lagi? Ayo Nonton!

sumber gambar: impawards

Instagram: @yo_nonton
FB Page: @yoNonton

#ayononton #se7en #davidfincher #bradpitt #morganfreeman #film #crime #drama #mystery
 

Jika blog ini menjadi salah satu referensi Anda, jangan lupa menyertakan blog ini dalam daftar rujukan Anda untuk menghargai karya orang lain dan pastinya menghindari plagiarisme. Terima kasih.

REVIEW FILM Pulp Fiction (1994)



Pulp Fiction (R) | 1994 | 154 menit

Director: Quentin Tarantino
Writers: Quentin Tarantino (writer & stories), Roger Avary (stories)

IMDb:
Crime; Drama  -  8.9/10
Awards:
1 Oscar, 60 penghargaan, dan 68 nominasi lainnya

Latar Film:
Sebuah film dengan alur cerita non-linier yang wajib  ditonton. Kenapa dijelaskan alur ceritanya non linier? Karena dalam film ini dibagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama berjudul “Vincent Vega and  Marsellus Walace’s Wife” bagian ini menceritakan tentang seorang istri bos mafia yang diperankan oleh Uma Thurman yang pergi ke restoran dengan Vincent Vega (John Travolta), yang tidak lain ialah anak buah suaminya. Bagian kedua berjudul “The Gold Watch”. Pada bagian ini disajikan cerita tentang seorang petinju bernama Butch (Bruce Willis) yang melanggar perjanjian dengan seorang bos mafia, ia pun diburu oleh bos mafia tersebut. Memang ada aksi kejar-kejaran dan baku tembak ala film bergenre crime, namun yang paling memorable dalam bagian ini, yaitu ketika bos mafia tersebut disodomi oleh dua orang yang tak dikenal. Bagian terakhir, film ini berjudul “The Bonnie Situation”. Bagian ini menceritakan mengenai dua pembunuh bayaran yang  juga anak buah dari seorang bos mafia yang bernama Vincent Vega (John Travolta) dan Julles Winnfield (Samuel L. Jackson). Dalam bagian ini, keduanya melakukan hal bodoh yang berujung dengan mandi di pagi buta dan mereka pun berganti pakaian dari yang sebelumnya seorang pembunuh bayaran yang berpakaian necis lengkap dengan setelan jas dan sepatu kulit hitam, menjadi  dua orang yang akan pergi berlibur ke pantai dengan kaos dan juga celana alakdarnya.
Menonton film Quentin Tarantino ini diibaratkan seperti penonton dihadapkan dengan situasi stand up comedy. Emosi penonton dibangun pada awalnya, namun karakter Tarantino yang cerdas kemudian memutarbalikkan persepsi dengan membuat adegan-adegan yang mungkin tidak akan terpikirkan sebelumnya. Contoh, yaitu bos mafia yang dijadikan budak seks oleh dua laki-laki yang tiba-tiba muncul dalam cerita, seorang pembunuh bayaran yang membaca kutipan dalam kitab suci sebelum membunuh korbannya, dan masih banyak adegan-adegan yang membuat penonton berpikiran bahwa film ini ialah film gansgter yang berbeda dari yang lainnya.

Film yang rilis tahun 1994 ini banyak memasukkan unsur black comedy, dengan durasi film 2 jam 30 menit  dan banyak dialog di dalamya tidak akan membuat kalian bosan. Dialog-dialog yang ada pun bukanlah dialog yang cukup berat, seperti di film Godfather. Sebaliknya, dalam Pulp Fiction, percakapan yang ditampilkan ialah percakapan yang tidak penting-penting amat, tetapi itulah salah satu kekuatan dalam film. Seperti ciri khas film Quentin Tarantino yang lainnya, dialog yang ditampilkan vulgar karena banyak ditemukan kata nigger, fuck, dan motherfucker. Dengan banyaknya kata-kata vulgar, tidak serta merta membuat film ini mejadi garang. Kita tidak akan pernah menyangka akan muncul dialog “memijat kaki” sebelum si pembunuh bayaran bertemu korbannya, siapa juga yang akan menyangka bahwa dua orang yang terlibat makan malam romantis yang seharusnya berujung pada keduanya melakuakn adegan dewasa, diputar balikkan menjadi kekacuan karena sang wanita ditemukan overdosis narkoba.

Film inilah yang mengenalkan saya kepada sosok Quentin Tarantino hingga akhirnya saya tidak pernah kecewa dengan hasil karyanya yang lain seperti Inglourious Basterds, Django Unchained dan mungkin yang paling dikenal adalah Kill Bill. Yang saya sukai dari film-film karya Tarantino adalah dirinya pun ikut berperan menjadi aktor pendukung di dalamnya, atau biasa kita sebut dengan Cameo. Dalam film ini pun Tarantino ikut ambil bagian di bagian terakhir film. Apabila anda ingin melihat film gangster dengan cita rasa berbeda maka Pulp Fiction menurut saya ialah pilihan pertama. Dengan cerita yang sederhana namun menarik untuk diikuti,  didukung dengan aktor dan aktris yang cukup berpengalaman, adegannya yang saya rasa cukup satir dan sarkas, tidak perlu diragukan lagi menonton Pulp Fiction ialah pilihan terbaik apabila kita bosan dengan film gangster mainstream yang sudah sering kita lihat sebelumnya.
 - SAT -

sumber gambar: Wikipedia

Instagram: @yo_nonton
FB Page: yoNonton

Jika blog ini menjadi salah satu referensi Anda, jangan lupa menyertakan blog ini dalam daftar rujukan Anda untuk menghargai karya orang lain dan pastinya menghindari plagiarisme. Terima kasih.

CARA GRADING ATAU KATROL NILAI DENGAN SPREADSHEET ATAU EXEL

  Di atas adalah preview dokumen spreadsheet untuk grading atau katrol nilai dengan objektif. singkat saja, pasti yang cari sedang bingung k...