(Analisis) RESENSI Novel - Seri Supernova: Ada TAMAT di Intelegensi Embun Pagi

Dee, pada akhirnya membubuhkan kata TAMAT untuk seri Supernova yang melalui lima belas tahun proses kreatif menghasilkan enam karya; KPBJ (Dee menyebutnya prekuel dari Supernova), Akar, Petir, Partikel, Gelombang, dan Intelegensi Embun Pagi.

Kesempatan kali ini tidak akan membahas satu-satu seri Supernova atau IEB sendiri. Secara keseluruhan seri Supernova sudah mampu menyajikan cara ia, Dee,  bertanya sekaligus upayanya untuk menjawab tentang eksistensi dan hal-hal mendasar tentang kehidupan.
Baik melalui cara pandang tiap aktor maupun deskripsi, Dee sudah berhasil menampakkan pertanyaan sekaligus jawaban itu, eksistensi kehidupan dan hal yang mendasar.

Mungkin tidak sedikit dari pembaca berharap mendapatkan ujung di seri IEB, termasuk saya. Batin pembaca pasti muncul pertanyaan,”Apakah ini sudah berakhir?”
Dee dengan anggunnya memberikan ujung yang di luar ekspetasi. Apakah Dee sengaja mengakhiri seperti ini? Atau Dee menyerahkan sepenuhnya kepada pembaca untuk meneruskan sendiri mencari pertanyaan sekaligus jawaban tentang eksistensi kehidupan?

Hal yang menarik dari seri Supernova, Dee mampu dengan cerdas meletakkan plot dengan cantik, baik itu plot keseluruhan Supernova, hingga plot tiap seri. Pembaca pasti akan mengalami satu waktu untuk mencerna dan membuat perhitungan sendiri tentang waktu kejadian yang disebar secara cerdas.

Selain itu, seri Supernova dapat dikatakan novel yang berhasil membuka pandangan-pandangan baru tentang sebuah kehidupan.

Namun, perlu diingat bahwa penerimaan masing-masing pembaca pasti akan berbeda. Ketika saya mengatakan Dee dengan cerdas dan anggun menyebar plot, ada pembaca lain yang berpendapat kalau plotnya terlalu luas dan terlihat memaksakan karena IEB seperti ingin menunjukkan kisah semua tokoh yang ada.

Begitu juga ketika saya mengatakan IEB menjadi novel yang berhasil menyampaikan pertanyaan dan jawaban tentang eksistensi manusia dalam kehidupan, ada juga yang mengatakan belum berhasil dan terlalu banyak terminologi yang membutuhkan waktu untuk membuka kamus agar memahami maksud yang disampaikan Dee.

Memang dari seri pertama sampai IEB, Dee mengalami perubahan, tetapi lagi-lagi terlalu "men-dewa" kalau menilai seri Supernova dari satu sudut pandang saja, dari sudut kebutuhan jiwa kita yang harus dipenuhi melalui kata-kata.
Seri Supernova bisa dibilang seri yang "fresh" dan bisa menjadi tanda bahwa pengarang Indonesia mulai berkembang dan bisa dengan jeli melirik ide-ide yang segar.

Jika ada yang belum membaca seri Supernova? Saya anjurkan untuk membacanya karena novel ini terlalu “kaya” untuk dilewatkan.
Bersiaplah masuk dalam berbagai sudut pandang untuk melihat sebuah kehidupan.

@ncen_jayus —
Wildantr92@gmail.com


Jika blog ini menjadi salah satu referensi Anda, jangan lupa menyertakan blog ini dalam daftar rujukan Anda untuk menghargai karya orang lain dan pastinya menghindari plagiarisme. Terima kasih.

LAKON (Naskah Drama): "KOSONG" karya Wildan 'Jayus' T. Rohman (Adaptasi Lakon ZERO karya Putu Wijaya)






LAKON
K O S O N G
Karya Wildan ‘Jayus’ Taufiqur Rohman
(Adaptasi Lakon “Zero” Putu Wijaya)






ADEGAN 1

PANGGUNG KOSONG DAN GELAP. TERDENGAR SUARA ANAK-ANAK BERDISKUSI.
1
Amel
:
(Membunyikan lipri)

TERDENGAR SUARA RIUH MUSIK. DI BELAKANG PANGGUNG ANAK-ANAK MENGHITUNG MATAHARI
2
Amel
:
Ayo berhitung!
3
Anak-anak
:
1-2,3-4,5-6,7-8, lengkap? lengkap!
4
Amel
:
Kalau begitu. Ayo kita tata!
5
Anak-anak
:
Ayo!
LAMPU MULAI MENYALA. ANAK-ANAK MASUK PANGGUNG DENGAN RAMAI DAN CERIA.
6
Amel
:
Satu! Dua! Ayo Cungkring!
7
Cungkring
:
Ini Mbak. Sudah.
8
Amel
:
Iya bagus, ayo yang kelima dan keenam kamu Ndut.
9
Handut
:
Ini Mbak. (Memberikan kubus)
10
Amel
:
Ayo Kecil. Selanjutnya!
11
Kecil
:
Ini Mbak.
12
Amel
:
Iya bagus. Ayo mana yang terakhir?
13
Kecil
:
Nggak bawa mbak, tanganku nggak cukup.
14
Amel
:
Oh Iya kasihan Kecil. Ayo Cunkring.
15
Cungkring
:
Ayo Ndut! Ayo kamu ambil!
16
Handut
:
Ayo Cil!
17
Amel
:
Sudah sudah, kasian kecil. ayo Cungkring!
18
Cungkring
:
Nggak mau, Ndut itu loh mbak!
19
Handut
:
Lho kok aku?
20
Amel
:
Oh...Sudah bernai melawan?
21
Handut
:
Haduh...Iya deh tak ambilin. (Keluar) (Masuk membawa kubus) Ini Yang ke delapan.
22
Cungkring
:
Nah. Gitu dong pinter.
23
Amel
:
Matahari sudah tertata. asyiik yeeeayyy!!!
KETIKA MATAHARI SUDAH TERTATA , ANAK2 RIANG GEMBIRA. KEMUDIAN LAMPU MATI. ANAK2 BINGUNG.
24
Kecil
:
Mataharinya lelah.
25
Cungkring
:
Enggak, mataharinya sudah tutup, sudah jam 10 malam wahahaha !!!!
LAMPU MENYALA, MATAHARI KACAU.
26
Amel
:
Loh...Kok Mataharinya berantakan lagi?
27
Kecil
:
Loh ini perbuatan siapa mbak? Jangan-jangan ada hantu yang menyelinap. Pasti ulahmu ya? (Saling menuduh)
28
Handut
:
Takuut.
29
Cungkring
:
Hiaaasssh kuayal! Yasudah kita tata lagi!
MATAHARI DITATA LAGI.


ADEGAN 2

ANAK-ANAK MENYUSUN MATAHARI
30
Cungkring
:
Naaahhhhh. Bagus.



TIBA-TIBA LAMPU PADAM
31
Cungkring
:
Kan gelap lagi.
LAMPU MENYALA. MATAHARI RUSAK. SALAH SATU ANAK MEMBAWA SATU POTONGAN.
32
Amel
:
Oh...Jadi ini ulah kamu?
33
Kecil
:
Kok aku?
34
Anak-anak
:
Iya...Kamu!
ANAK-ANAK MENATA MATAHARI KEMBALI.


ADEGAN 3

MATAHARI KEMBALI TERTATA
35
Kecil
:
Eh, ayo kita sampaikan kabar gembira ini pada bapak!
36
Anak-anak
:
Kabar gembira apa?
37
Kecil
:
(Bernyanyi sendiri) Kabar gembira untuk kita semua! Kini matahari sudah tersusun dan ada ekstraknya! (Lalu asyik sendiri)
38
Cungkring
:
(Memotong) Aaah sudah! Panggil Bapak saja. Beritahu Bapak kalau matahari sudah tertata!
39
Handut
:
Tapi, Siapa yang akan memanggil?
40
Amel & Cungkring
:
(Menatap Handut)
41
Handut
:
Ah..Kok aku lagi?!
42
Amel
:
He! Tega kamu nyuruh adekmu? Tuh, liat!
43
Amel, Cungkring, Handut
:
(Melihat Kecil yang asyik sendiri)
44
Handut
:
Iya deh iya. (Keluar)
PERUSAK DATANG.
45
Perusak
:
loh ini tadi kan sudah saya rusak, kenapa berubah lagi. Wahhh ini harus dibereskan. (Menghampiri anak-anak)
Hai anak-anak!
46
Kecil
:
Hai tante.
47
Perusak
:
Ini apa?
48
Amel
:
Kata Bapak, ini adalah lambang kedamaian.
49
Kecil
:
Damai itu indah, tertata, tentram.
50
Cungkring
:
(Memotong) Keindahan tidak akan dirusak oleh siapa pun, karena semua orang mencintai keindahan.
51
Perusak
:
Memangnya ini sebenarnya gambar apa?
52
Cungkring
:
Ini Van Gogh tante. (Menjelaskan arti Lukisan Van Gogh seperti di Wikipedia)
53
Perusak
:
(Membujuk anak-anak)
Keindahan itu tidak selalu dari yang teratur, terkadang yang tidak teratur itu lebih indah. Contohnya, pedagang kaki lima yang di pingir jalan itu memudahkan untuk mencari makan.
Bayangkan kalau tidak ada PKL, kalian bisa pingsan kelaparan di jalan. Lalu, itu itu sampah sampah yang berserakan di jalan. Tanpa sampah itu, pasukan kuning tidak akan punya pekerjaan. Kasian kan mereka kalau mereka tidak punya pekerjaan, sudah pasti mereka jadi pengangguran. Apa itu yang namanya keindaha? Kedamaian? Kesejahteraan?
54
Kecil
:
Iya ya. Masuk akal ya.
55
Cungkring
:
Iya juga sih.
KETIKA KEDUA ANAK TERBUJUK, SALAH SATU ANAK BERBICARA.
56
Amel
:
Hati-hati jangan terbujuk, siapa tau dia berbohong. kata bapak jangan percaya orang asing.
57
Kecil
:
Orang asing? Kan dia bukan bule mbak? Mana asingnya?
58
Amel
:
Ya kan kita nggak kenal dia, itu berarti dia orang asing bagi kita.
59
Perusak
:
(Memotong) Sudah sudah! Kalian jangan bertengkar (Lalu memberi contoh lagi)
Nih dengarkan. Bangunan liar di dekat rel, daerah aliran sungai, tanpa itu semua, Pamong Praja nganggur. Benar kan? Semua yang tertata, semua yang teratur belum tentu indah kan?
60
Anak-anak
:
Iya juga.
61
Perusak
:
Oiya, tante curiga. Apakah kalian benar2 cinta kedamaian?
62
Anak-anak
:
Iya. (Menjawab dengan yakin)
63
Perusak
:
Apa kalian benar2 cinta kedamaian?
64
Anak-anak
:
Iya.
65
Perusak
:
Kalau begitu. Ayo kita tata lagi.
66
Amel
:
Ah nggak mau ah, nanti dimarahin bapak.
67
Perusak
:
Lhooo.. katanya cinta kedamaian dan keindahan?
68
Cungkring
:
Tapi yang dikatakan tante itu ada benarnya juga kan.
Ayo kita turuti tante itu saja.
Lha wong mudah hanya membolak-balikan saja kok!
69
Kecil
:
Iya nanti dimarahi.
Kan bapak tadi janji memberi kita permen kalau kita menjaganya dengan baik.
70
Perusak
:
Alahhh, cuma permen.
Kalau kalian mau bekerja sama dengan tante.
Nanti kalian akan tante beri hadiah yang besar.
71
Amel
:
Ah nggak mau tante. Ini kan simbol kedamaian, keindahan...
72
Perusak
:
(Memotong) Hei hei..
Kan td sudah dikasih tahu keindahan itu tidak selalu seperti ini ahh, sudahlah.
Kalian mau apa?
73
Kecil
:
Aku mau boneka Masha!
74
Perusak
:
Kamu?
75
Cungkring
:
Aku mau Ipad.
76
Perusak
:
Oke! Kalau kamu?
77
Amel
:
Aku HP baru. Mau Android!
78
Perusak
:
Beres! Semua akan tante kabulkan! Sekarang ayo perbaiki!
ANAK-ANAK MENATA MATAHARI SESUAI PERINTAH PERUSAK
79
Perusak
:
Bagus anak-anak!
Kalian memang pintar. Sekarang, tante mau pergi dulu.
Membeli permintaan Kalian tadi. Sampai jumpa.
(Keluar)


ADEGAN 4

HANDUT DAN BAPAK MASUK PANGGUNG.
HANDUT KAGET KEMUDIAN BAPAK TANYA KEPADA ANAK-ANAK.
80
Handut
:
(Melihat Matahari) Lho kok? Jadi rusak?! (Terkejut)
81
Bapak
:
Anak-anak. Siapa yang telah melakukan semua ini?
ANAK-ANAK SALING MENATAP TAKUT DIMARAHI. NGOMONG GAGAP. SEMUA DOKTRIN DARI PERUSAK DISAMPAIKAN KE BAPAK. SEKALIGUS MENYAMPAIKAN KALO MEREKA DIBERI IMBALAN DIBERIKAN HADIAH.
82
Amel
:
Tadi ada tante-tante. Katanya yang tidak teratur itu... (Menyenggol Cungkring)
83
Cungkring
:
Eeehh eehh. Katanya yang tidak teratur itu lebih indah Pak. (Menjelaskan yang PKL tadi)
84
Kecil
:
Iya, terus kami mau dibelikan iPad pak, iya aku juga mau dibelikan boneka Masha.
85
Bapak
:
Wah! Kurang ajar perempuan itu! Mengajarkan keburukan kepada anak2. Aku tidak akan memaafkannya.Padahal seorang perempuan harusnya mengajarkan kebaikan kepada anak2.
Sini sini..
Kenapa anak bapak yang cantik dan tampan ini mau nurut perkataan wanita itu?
86
Amel
:
Kita tadi mau dibelikan hadiah Pak
87
Bapak
:
Eadalah..Tidak baik menerima pemberian dari orang yang tidak dikenal. Nah.. Sekarang ayo tata lagi.
88
Handut
:
Handut nggak mau ah, Handut kan nggak ikut ngerusak.
89
Kecil
:
Aku nggak mau juga ah, ikut mbk Handut.
90
Cungkring
:
Aduh Bapak ini. Padahal tadi kita udah susah payah menata, terus mau dibelikan hadiah.
91
Bapak
:
Iya tenang-tenang. Nanti Bapak kasih hadiah juga.
92
Anak-anak
:
Beneran ya Pak? Janji ya?
93
Handut
:
Iya pak ya janji yaa, Handut juga dibelikan ya.
94
Bapak
:
Iya iya..
Pokoknya dijamin kalian suka. Nanti bapak beri uang buat beli es krim.
95
Cugkring, Amel, Kecil, Handut
:
la buat iPad-nya Pak?? la HP-nya Pak? Bonekanya pak? Sepeda motornya Pak?
96
Amel
:
Idiiih Adik iiih, kamu itu pantesnya permen lolipop aja.
97
Bapak
:
Sudah-sudah. Nanti kalau kalian sudah lulus SMP Bapak belikan iPad lah, kepet lah,dan  sama hp Adek juga bapak belikan boneka. Kalau Handut langsung bapak belikan sekarang.
98
Handut
:
Sepeda motornya juga?
99
Bapak
:
Bukan. Perkedelnya.
100
Handut
:
Haduhh...
101
Anak-anak
:
Hahaha. Janji ya Pak?
102
Bapak
:
Iya. Sekarang kita tata lagi.
103


(Bapak menyuruh mereka menata kembali)
Nah.. Sekarang Bapak yang menjaga mataharinya.
104
Kecil
:
Bapak hati-hati yaaa, jangan mudah percaya pada orang asing.
105
Bapak
:
Iya-iya-iya bapak paham, bapak kan sudah dewasa.
Jadi tidak mudah tertipu orang asing.
106
Anak
:
Ayo ayo.


ADEGAN 5

BAPAK MENJAGA MATAHARI DAN DUDUK DI TAMAN. PERUSAK MASUK DENGAN WAJAH MARAH KARENA MELIHAT MATAHARI KEMBALI SEPERTI SEMULA.SI PERUSAK BERNIAT MERUSAK MATAHARI. NAMUN, BAPAK MENYADARI KEHADIRANNYA. PERUSAK DALAM POSISI MEMEGANG MATAHARI.
107
Bapak
:
Heladalah.. mau diapakan?
108
Perusak
:
Tidak... ini gambar apa?
109
Bapak
:
Ini lukisan Van Gogh. Yang melambangkan kedamaian, kesejahteraan dan kelestarian.
110
Perusak
:
Ooohhh, pantas. Bagus sekali.
111
Bapak
:
Tentu saja, ini tadi anak2 saya yang membuat dan menyusunnya.
112
Perusak
:
Ooohhh. (Mulai berakting)
113
Bapak
:
Kenapa menangis?
114
Perusak
:
(Perusak menangis)
115
Bapak
:
Ini sebuah pertanyaan, harus dijawab.
116
Perusak
:
(Tetap menangis)
117
Bapak
:
Kenapa masih menangis? Apa mbak tidak mau bercerita kepada saya?
118
Perusak
:
Bukan begitu pak...
119
Bapak
:
Jangan panggil pak, panggil mas saja.. ahihihi
120
Perusak
:
Oh iyamas.. aku teringat sesuatu. aku teringat anaku yang dibawa lari suamiku. Dulu, kami sering jalan2 bersama, bersenang-senang, tapi sekarang, mengunjungiku pun mereka tak pernah. Huhuhuuuu~ mungkin mereka marah padaku, karena aku terlalu sibuk dengan urusan pertambangan emas di papua, lalu perkebunan kelapa sawit yang selalu butuh perhatin ekstra. Bapakku itu juga, selalu saja memintaku mengurusi tanah2 warisan untukku. Huhuhuuuu~
121
Bapak
:
Sudah jangan menangis, laki-laki itu memang kurang ajar.
122
Perusak
:
(Menangis lagi)
123
Bapak
:
Kenapa lagi? Apa perkataanku menyinggungmu? Apa kau tidak memaafkanku? Aku harus bagaimana agar kamu tidak menangis lagi?
123
Perusak
:
Aku sedikit terganggu dengan matahari itu.
124
Bapak
:
(Berdiri mengubah matahari)
BAPAK PUN TERBUJUK DAN RELA MENGUBAH SUSUNAN MATAHARI TANPA SADAR, DEMI MEREBUT HATI SANG PERUSAK. TIBA-TIBA HP PERUSAK BUNYI.
125
Perusak
:
Halo..? oh iya pak. beres!
126
Bapak
:
Mantan suamimu?
127
Perusak
:
Eeh bukan.. itu bapaku. Dia memintaku untuk segera menemukan pria pengganti.
128
Bapak
:
Kalau begitu aku, ingin meminta nomor telfon bapakmu.
129
Perusak
:
Haa?? Untuk apa?
130
Bapak
:
Untuk mengatakan kepada bapakmu, bahwa aku akan menjadi pria itu.
PERUSAK MEMBERI KARTU NAMA.TAPI, PERUSAK SENGAJA MENJATUHKANNYA, SI BAPAK MENGAMBILKAN. KESEMPATAN ITU DIGUNAKAN MEMBIUS BAPAK.


ADEGAN 6

ANAK-ANAK MASUK.
131
Anak-anak
:
Wahhh! Es krimnya enak.. hmm enaaak.. pak es krimnya enaaak!!!
SALAH SATU ANAK MELIHAT BAPAK DISERET PERUSAK
132
Kecil
:
Lho itu bapak kenapa main seret-seretan sama tante?
133
Cungkring
:
Hei lihat!! Kok berantakan lagi?
134
Amel
:
Lho itukan tante yang tadi??
135
Handut
:
Tante yang mana?
136
Cungkring
:
Halaah sudah.. segera kita lepaskan bapak! Dan kita tata lagi, Ayo!
ANAK-ANAK TIDAK TERIMA, MATAHARI DIRUSAK. ANAK2 MELAKUKAN PERLAWANAN KEPADA PERUSAK.
137
Perusak
:
Ndot! Bandot!
138
Bandot
:
Bip bip bip bip ada apa bos?
139
Perusak
:
Hei bandot, cepat Urus anak2 itu. Bereskan semuanya!
BANDOT MASUK. BANDOT MENGUSIR ANAK2. ANAK2 LARI KETAKUTAN DAN LARI KELUAR PANGGUNG.
*bandot mengejar sambil berkata: (belum nemu)*
140
Perusak
:
Memang manusia gampang dihasut dan keindahan ini pun sebentar lagi akan hancur
141
Bandot
:
Beres komandan bos, penghalang sudah hilang, good
(bandot mengejar kera2 tapi tidak keluar panggung)
142
Perusak
:
Bagus bandot, sekarang kamu jaga tempat ini! Untuk itu aku setting  dengan sensor getaran dan kebisingan agar jangan sampai ada yang mengganggu tempat ini! Aku mau istirahat membereskan si tua bangka ini
143
Bandot
:
Siap, komandan bos, good!


ADEGAN 7

BANDOT SIAGA DI SEBELAH MATAHARI.
144
Bandot
:
(Berputas-putar mengelilingi matahari sambil berbicara)
bib, bib, bib, lokasi aman. Good!
ANAK2 MENGATUR STRATEGI DARI PENONTON UNTUK MENGAKALI BANDOT AGAR MEREKA BISA MENYUSUN MATAHARI KEMBALI.
145
Amel
:
Waduuh, si robot sialan itu masih saja berada di sana.
146
Cungkring
:
Kita harus segera merancang strategi untuk menyingkirkan makhluk tak berotak itu
147
Handut
:
Ahaaa~aku punya ide, (berbisik-bisik rundingan)
HANDUT MENJADI BAHAN PERCOBAAN UNTUK MENGECEK KEADAAN  BANDOT.
148
Kecil
:
Aku yakin, mbak handut lah yang akan sanggup menyelesaikan tugas suci ini
149
Handut
:
Apa kau yakin adik kecilku?
150
Kecil
:
Ho.oh
151
A + C
:
Iya handut, kita percayakan semua ini padamu
152
Handut
:
Baiklah kakanda, baiklah adinda, handut akansegera berangkat. Do’akan semuanya berjalan lancar. Untuk mrngiringi keberangkatanku, marilah kita berdo’a menurut agama dan kepercayaan masing-masing
153
Cungkring
:
Aduuuuh, kamu ini sellu banyak cincong. Udah langsung sana aja. Buruaaaan!
HANDUT MENGHAMPIRI DAN TERNYATA BANDOT MEMILIKI SENSOR GETARAN DAN KEBISINGAN.HANDUT DIKEJAR BANDOT LALU KELUAR PANGGUNG DAN KEMBALI MENEMUI SAUDARANYA. SEDANGKAN BANDOT KEMBALI BERSIAGA.
154
Anak-anak
:
Ayo Handuut, cepat jangan sampai kamu tertangkap!
155
Bandot
:
Bib bib bib situasi aman kembali. Gooooooooooooood!
ANAK-ANAK KEMBALI KELUAR PANGGUNG DAN BERDISKUSI.
156
Handut
:
Wah ternyata robot itu cukup cerdik juga, dia peka terhadap kebisingan disekitarnya.
157
Amel
:
Kalau begitu kita harus mengalihkan pehatiannya terlebih dahulu
158
Anak-anak
:
Caranya?
159
Kecil
:
Bagaimana kalau kita lakukan seperti adegan yg ada di tv-tv
160
Cungkring
:
Seperti demo yg dilakukan kakak-kakak mahasiswa itu?
161
Handut
:
Tapi kalau demo kita tidak punya ban
162
Anak-anak
:
Untuk apa?
163
Handut
:
Ya untuk dibakar, seperti yg dilakukan orang2 dewasa saat berdemo.
164
Amel
:
Hah kelamaan. (berdiskusi lagi)(bisik2)
165
Handut
:
Ayo kamu kecil, coba kamu saja. Kecil kan pintar mengalihkan perhatian.
166
Kecil
:
Baiklah aku setuju. Ayo mbak handut aku yakin mbak bisa.
167
Amel & Cungkring
:
Iya handut kali ini kamu pasti berhasil.
168
Handut
:
Haduuuhhhhh.... aku lagi aku lagi. Siap laksanakan!
LALU MEREKA BEREMPAT BERUSAHA MENYUSUN MATAHARI. DENGAN STRATEGI TABLO DAN MENGGUNAKAN POHON-POHONAN. (MUSIK DUA KALI DIMAINKAN SEKALIGUS TABLO, KEMUDIAN 3 ANAK MENUJU MATAHARI)
169
Handut
:
(Menuju ke pinggir panggung)(Membunyikan lipri dan berlari)(Keluar)
170
Bandot
:
Bahaya bahaya bahaya! (Mengejar Handut)(Keluar)
ANAK-ANAK MENATA MATAHARI.HANDUT MENJADI UMPAN BANDOT, AGAR BANDOT TERKECOH. KETIGA ANAK PUN BERHASIL MENYUSUN MATAHARI KEMBALI.
171
Bandot
:
(Masuk) Bahaya bahaya bahaya! (Menuju ke anak-anak)
172
Handut
:
(Mengikuti di belakang Bandot dengan mengendap-ngendap)(Melemparkan lipri ke Cungkring)
173
Cungkring
:
(Membunyikan lipri agar dikejar Bandot) (Keluar)
174
Bandot
:
(Mengejar Cungkring) (Keluar)
ANAK-ANAK MENATA MATAHARI
175
Cungkring
:
(Masuk) (Lari) (Memberikan lipri ke Handut) Ayo sekarang kamu!
176
Handut
:
(Tergesa-gesa dan ketakutan) (Meniup lipri) (Berlari) (Keluar)
177
Bandot
:
(Mengejar Handut)(Keluar)
ANAK-ANAK MENATA MATAHARI DAN AKHIRNYA BERHASIL.
178
Anak-anak
:
Yes akhirnya kita berhasil
179
Cungkring
:
Akhirnya kita dapat mengembalikan dan memperbaki ini.
180
Amel
:
Sekarang, kita laporkan tante itu ke polisi! biar dihukum.
181
Cungkring
:
Alaaah percuma! Ketidakadilan macam apa?! toh suara kita juga tidak akan didengar, kita ini hanya anak kecil yg tidak ada artinya di mata hukum. Kita butuh orang dwasa sbg saksi nyata.
182
Kecil
:
Aku tau, bagaimana kalau kita segera menyelamatkan bapak. Agar bisa menjadi saksi di pengadilan kelak untuk memenjarakan si tante perusak itu.
183
Amel
:
Caranya bagaimana?
184
Cungkring
:
Kita pake GE PE ES!!!
185
A + C
:
SETUBUUUHHH!!
ANAK-ANAK KELUAR.


ADEGAN 8

BANDOT MASUK DENGAN KEHABISAN BATERAI DAN MATI.
186
Bandot
:
Bib, bib, bib, baterei habis, aku tanpa baterai butiran debu..
187
Perusak
:
(Masuk) (Melihat Matahari)
Lho kok? Berubah lagi... Bandot, woy!
(Menampar bandot)
Halaaa kacau! Belum beri laporan, sudah KO duluan. Ah, sudahlah yang penting ini dulu.(Mulai merusak Matahari)
DARI ARAH PENONTON TERDENGAR SIRINE DAN SERUAN.
188
Bapak
:
(Menirukan suara Polisi)
PERHATIAN! PERHATIAN!
Diam di tempat! Anda ditangkap dengan tuduhan merusak alam dan perbuatan yang tidak menyenangkan kepada anak-anak!
Silakan angkat tangan dan diam di tempat!
MUSIK BERGEMURUH.
189
Anak-anak
:
Menyanyi:
Yang menentang tak akan menang
Yang membangkang buang ke belakang
Maju harus berani
Maju harus nekat
Yang melawan hajar
Yang menolak gebrak
190
Perusak
:
WAAAAAAA~ KABUUURRRR (keluar, ketakutan dan kabur)
BAPAK DAN ANAK-ANAK MENUJU KE ARAH PANGGUNG.
191
Bapak
:
Bagus anak-anak. Kkalian tetap di sini, bapak akan mengejar perusak itu dan segera memasukkannya ke penjara.
192
Kecil
:
Iya bapak, hati-hati! jangan sampai tertipu lagi.

Bapak
:
(Keluar)
193
Handut
:
(Masuk dengan kelelahan dan terkejut ketika melihat Bandot) Waaaa, kenapa robot sialan ini masih di siniiiii?!?!
194
Kecil
:
Tenang mbk handut aku akan melindungimu dari bandot sialan ini, karena bandot ini sudah mati mati kehabisan baterai!? Hahaha
195
Cungkring
:
Sini Ndut ayo ikut, kita sebagai anak keren, harus menjaga keindahan ini
196
Anak-anak
:
Ya! Setubuh!
197
Handut
:
Makanya mbak, mas, adek, lain kali jangan mudah percaya sama orang dewasa.
198
Kecil
:
Iya, jangan percaya sama omongan orang dewasa!
199
Handut
:
Hlah kamu kan tadi percaya.
200
Amel
:
Kalau begitu, kita harus menjaga ini sendiri. kita tangani sendiri!
Kami sudah tidak bisa percaya kepada orang dewasa lagi!
201
Kecil
:
Mereka mudah berubah pikiran!
202
Handut
:
Dan mudah dibius dengan keindahan yang sementara!
203
Cungkring
:
Kalian orang dewasa yang sebenarnya lebih mengerti pun hanya duduk diam dan seperti menikmati sebuah pertunjukan!
204
Anak-anak
:
Kami anak-anak pewaris dunia.
Penerus masa depan umat manusia.
Kami akan berjuang sendiri dengan aksi!
MUSIK TERDENGAR GEMURUH DAN CERIA. LAGU “ZERO”
SELESAI
 Jika blog ini menjadi salah satu referensi Anda, jangan lupa menyertakan blog ini dalam daftar rujukan Anda untuk menghargai karya orang lain dan pastinya menghindari plagiarisme. Terima kasih.

CARA GRADING ATAU KATROL NILAI DENGAN SPREADSHEET ATAU EXEL

  Di atas adalah preview dokumen spreadsheet untuk grading atau katrol nilai dengan objektif. singkat saja, pasti yang cari sedang bingung k...