KAJIAN SEMANTIK: "Peyorasi, Pendiskreditan Sebuah Makna Kata"

A. Pengertian

Bahasa itu dinamis, selama ada kehidupan dan peradaban manusia, maka bahasa akan terus mengalami perubahan. Perubahan yang dimaksud itu dapat berupa perubahan/pergeseran makna. Perubahan makna masih tergolong wajar jika dilihat dari sifat bahasa yang dinamis tersebut, namun dari perubahan yang terjadi, hal yang patut dirisaukan itu adalah musnahnya beberapa kosakata akibat telah hilangnya sesuatu atau benda yang menjadi acuannya. Salah satu kata yang beruntung kata “dinosaurus”, kata tersebut tidak hilang dalam perbendaharaan bahasa karena walaupun “dinosaurus” sudah punah, ia telah/pernah “diabadikan” dalam sebuah film.

Makna adalah pertalian antara bentuk dan referen (acuan), seseorang yang mengetahui bentuk (kata), tetapi tidak mengetahui bentuk referennya berarti dia tidak mengetahui makna kata tersebut. Dengan demikian, untuk mengetahui sebuah kata harus mengetahui dua aspek, yaitu bentuk kata dan referennya.

Kembali ke pergeseran dalam masalah makna, dalam Bahasa Indonesia, dikenal beberapa perubahan makna. Ada perluasan (generalisasi), penyempitan (spesialisasi), ameliorasi, peyorasi,  sinestesia, dan asosiasi. Kali ini penulis membahas perubahan makna yang khususnya peyorasi. Peyorasi adalah suatu proses perubahan makna yang arti baru tersebut dirasakan lebih rendah nilai rasanya daripada arti yang lama.

 

B. Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Makna

Faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan makna kata ada dua macam, yakni faktor linguistis dan non-linguistis. Faktor linguistis adalah faktor yang berasal dari dalam bahasa itu sendiri, sedangkan faktor non-linguistis adalah yang berasal dari luar. Dibawah ini adalah beberapa faktor perubahan makna kata yang termasuk dalam faktor linguistis, yakni:

1) proses pengimbuhan (afiksasi);

2) proses pengulangan (reduplikasi);

3) proses penggabungan (komposisi).

Faktor yang termasuk dalam faktor non-linguistis adalah sebagai berikut:

1) berkembangnya sosial dan budaya dalam masyarakat

2) perkemangan ilmu pengetahuan dan teknologi

3) adanya suatu asosiasi

4) perbedaan tanggapan dalam masyarakat baru

5) adanya pertukaran tanggapan indra, dan

6) perbedaan pada bidang pemakaian

 

C. Bentuk-bentuk Perubahan Makna

Bentuk-bentuik pergeseran makna menurut Keraf (1988 :97-99), perubahan makna meliputi perluasan arti, penyempitan arti, ameliorasi, peyorasi, metafora, dan metonimia. Menurut perubahan makna kata yang dimaksud meliputi perluasan arti, penyempitan arti, perubahan total, penghalusan, pengasaran (Chaer,1990:145_150). Berikut dipaparkan bentuk-bentuk perubahan makna beserta penjelas dan contohnya.

1. Perluasan Arti

Perluasan arti adalah perubahan makna pada sebuah kata yang dulunya mengandung satu makna khusus, tetapi kemudian meluas. misalkan, kata saudara yang dulunya berarti seperut atau satu kandungan, tetapi kini berkembang menjadi (1) siapa saja yang bertalian darah, (2) dipakai untuk menyebut siapa saja yang dianggap sederajat.

2. Penyempitan Arti

Penyempitan arti adalah perubahan makna pada sebuah kata dimana makna yang lama lebih luas daripada makna yang baru. Misalkan, kata sarjana dulu dipakai untuk menyebut semua orang cendekiawan, sekarang dipakai untuk gelar pendidikan.

3. Ameliorasi

Ameliorasi adalah sebuah perubahan makna dimana arti baru dirasakan lebih tinggi atau lebih baik nilai rasanya dari arti yang lama. misalkan, kata wanita dirasakan lebih tinggi nilai rasanya daripada kata perempuan.

4. Peyorasi

Peyorasi adalah suatu proses perubahan makna dimana arti yang baru dirasakan lebih rendah nilai rasanya daripada arti yang lama. Misalnya kata bini dianggap tinggi nilainya pada jaman lampau, sekarang dirasakan sebagai kata yang kasar; perempuan dulu tidak mengandung nilai rasa yang kurang baik, tetapi sekarang nilainya dirasakan sudah merosot.

5. Sinestesia

Sinestisia berarti perubahan makna kata akibat penukaran tanggapan indra. Misalkan, kata manis untuk indra pencecapan(lidah) bertukar dengan indra pengihatan(mata).

6. Asosiasi.

Asosiasi (pertautan makna) berarti perubahan makna kata karena ditautkan dengna hal-hal lain yang memiliki kesamaan sifat. Misalkan, kata amplop yang berarti 'alat utuk menyampul surat', tetapi bisa juga dipakai untuk 'membungkus uang sogok'.

 

D. Pembahasan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,  “peyorasi” berarti perubahan makna yang mengakibatkan sebuah ungkapan menggambarkan sesuatu yg lebih tidak enak, tidak baik, dsb, msl kata perempuan sudah mengalami peyorasi, dahulu artinya 'yg menjadi tuan'

Dalam bagian ini dipaparkan bukti-bukti kalimat yang menggunakan kata “pembantu” yang mengalami perubahan makna, khususnya peyorasi.

Kata: “pembantu”, “perkosa”, “rekayasa”, “pelacur”, “pelacur”

Contoh penggunaan dalam kalimat:

Tidak dibayar, pembantu nekat menggorok juragannya.

Seorang anak SMA nekat perkosa adiknya sendiri.

Gayus pandai merekayasa data keuangan.

Pelacur SMA membelikan rumah untuk orang tuanya.

 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “pembantu” berarti ‘pembantu aktor yang tidak memegang peran utama’; ‘figuran’. Di masa yang lalu, jika kita mendengar kata pembantu, maka kita tahu yang dimaksud adalah orang yang membantu. Zaman dulu, orang akan sangat bangga memperkenalkan dirinya sebagai pembantu presiden misalnya. Zaman sekarang yang namanya pembantu berarti pesuruh rumah tangga, atau lebih kasarnya lagi: babu.

“Perkosa” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti ‘menundukkan dengan kekerasan’, namun seiring dengan perkembangan zaman, “perkosa” berarti ‘mencabuli’. Penggunaannya cenderung ke negatif.

“Rekayasa” dalam KBBI berarti penerapan kaidah-kaidah ilmu dalam pelaksanaan (seperti perancangan, pembuatan konstruksi, serta pengoperasian kerangka, peralatan, dan sistem yang ekonomis dan efisien), namun seiring perkembangan zaman “rekayasa” cenderung digunakan untuk menggantikan kata “memanipulasi”.

“Pelacur” dalam KBBI berarti perempuan yang melacur; wanita tunasusila; sundal. Dalam perkembangan waktu, massa lebih memilih menggunakan kata “pelacur” daripada tunasusila. “Pelacur” lebih cenderung kasar daripada tunasusila.

 

D. Penutup

Bahasa adalah sesuatu yang dinamis, selalu tumbuh dan berkembang. Bahasa seringkali mengalami perubahan, mengglobal atau sebaliknya bahasa bisa tenggelam dan dibawa mati oleh para penuturnya Pada pembuka tulisan ini, penulis juga mengatakan perubahan makna juga dapat disebabkan “acuan” sudah punah/hilang.

Bahasa tidak bisa tetap dengan acuan itu saja, pasti akan berubah seiring perkembangan zaman. Peyorasi adalah salah satu gejala pada bahasa, bahasa pada dasarnya terpengaruh dengan faktor luar, dapat berupa peristiwa. Bahasa mencerminkan keaktualan zaman. Semakin zaman berkembang, semaki banyak bahasa yang beredar di masyarakat.

 

 

 

 

Daftar Rujukan

 

Aminuddin. 1988. Semantik. Bandung: Sinar Baru.

Chaer, Abdul. 1994. Linguistik. Jakarta: Rineka Cipta.

Hermawan. 2009. Peyorasi. (Online), (http://her960070.multiply.com/journal/item/31/Peyorasi), diakses pada 10 Desember 2012.

 

 

Jika blog ini menjadi salah satu referensi Anda, jangan lupa menyertakan blog ini dalam daftar rujukan Anda untuk menghargai karya orang lain dan pastinya menghindari plagiarisme. Terima kasih.


No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah mengunjungi blog ini dan memberikan komentar.

CARA GRADING ATAU KATROL NILAI DENGAN SPREADSHEET ATAU EXEL

  Di atas adalah preview dokumen spreadsheet untuk grading atau katrol nilai dengan objektif. singkat saja, pasti yang cari sedang bingung k...