Membaca Aroma
Karsa seperti bernostalgia
dengan
Partikel, tetapi
di semesta yang lebih kompleks lagi. Terlempar oleh petualangan-petualangan
pencarian kebenaran atau malah eksistensi diri. Aroma Karsa dihadirkan melalui
dua versi, cetak dan digital. Saya tergolong pembaca versi cetak. Di akhir Aroma Karsa, Dee
menjelaskan bahwa bisa membaca kisah belakang layar buku ini melalui
deelestari.com dengan judul “Aroma Karsa: Catatan Penutup”. Kubukalah itu.
Dalam catatan
itu, Dee menjelaskan beberapa poin. Pertama, tentang perjalanan riset dan
proses kreatifnya. Kedua, perbedaan versi cetak dan digital. Ketiga, sinergi
dua format: Digital & Cetak, Ke-empat, sequel or no sequel? Dan di akhir
catatan, Dee melampirkan daftar revisi pertama.
Ada perbedaan
antara versi cetak dan digital, sebagai pembaca tentunya, Aroma Karsa
memberikan pengalaman baca yang baru sekaligus memberikan pengalaman baru di
perindustrian buku. Ya, Dee memaparkan bahwa versi cetak dan digital bukanlah
kompetitor, melainkan komplementer. Relasi yang tepat bagi keduanya adalah
“dan” bukan “atau”.
Terlepas dari
itu, tentunya pembaca memiliki segmen sendiri, ada yang menikmati dua versi
sekaligus, dan mungkin ada yang menikmati satu versi saja, cetak atau digital. Bagi yang menikmati
versi cetak (kususnya cetakan pertama), disarankan untuk mengunduh daftar
revisi pertama di akhir “Aroma Karsa: Catatan Penutup”.
Dee dirasa
bertransformasi, tulisannya kini lebih lugas, tetapi tetap indah. Meskipun
ingin menghadirkan dunia baru bagi pembaca melalui sudut pandang Jati dan Suma,
Dee tidak sampai repot-repot menggunakan banyak terminologi seperti di Ksatria,
Puteri, dan Bintang Jatuh.
Saya sangat
menikmati petualangan-petualangan di semesta serba baru ini. Saya meyakini
usaha Dee sangatlah keras mengingat bahwa yang dideskripsikan adalah sebuah
bau. Dan Dee sukses membawa keseruan sekaligus membuka cakrawala perbauan.
Dee memang bertransformasi, namun Dee tetaplah Dee.
Dee yang suka menghadirkan perjalanan pencarian diri.
Sebuah intuisi alami.
Mendorong sampai batas tak kasat mata, imajinasi manusia itu
sendiri.
Jika blog ini
menjadi salah satu referensi Anda, jangan lupa menyertakan blog ini dalam
daftar rujukan Anda untuk menghargai karya orang lain dan pastinya menghindari
plagiarisme. Terima kasih.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah mengunjungi blog ini dan memberikan komentar.